Oleh : AM.SUKARDI TAHIR (Pemimpin Umum)
MEDIAKTUAL.COM – MAKASSAR :
Lebih kurang tiga bulan, penyakit PLN ‘Mati Lampu’ kembali kumat.
Alasannya klasik. Gegara fenomena El Nino memicu kemarau panjang membuat debit air menipis sehingga menyebabkan kemampuan PLTA maupun PLTMH turun sekitar 75 persen dari 850 Megawatt (MW) menjadi 200 MW.
Secara teknis, dalih PLN melakukan pemadaman bergilir dengan durasi 2 hingga 4 jam. di sejumlah wilayah Sulsel akibat krisis air, sontak memicu reaksi beragam publik.
Ada yang kesal, dongkol bahkan cibiran tidak ketulungan.
Mirisnya lagi, efek mati lampu yang kini semakin menggila sampai 4-6 jam sehari, membuat sejumlah pengusaha, para pelaku usaha UMKM dan rumah tangga, dibuat lunglai pusing tujuh keliling lantaran jualan bisnisnya mandek alias merugi.
Keresahan serupa, pun dirasakan warga masyarakat maupun perkantoran lantaran sejumlah peralatan dan fasilitas utama, seperti kulkas, kipas, komputer, laptop dan yang lainnya, mengalami kerusakan – jebol karena pengoperasian listrik yang selalu mati-hidup-mati dan mati lagi.
Kondisi padam listrik di Kota Makassar dan sekitarnya, toh ikut mengusik ketenangan para penikmat kopi yang kerap mangkal disejumlah warkop atau cafe.
Betapa tidak, di tengah asyik menyeruput kopi seraya main laptop dan game, tiba-tiba listrik padam.
Praktis, dengan rasa sebal dan geram, mau tidak mau, para penikmat kopi itu terpaksa beringsut mencari tempat atau lokasi yang terbebas dari gangguan mati lampu.
Intinya, problema mati lampu selama ini sangat menyengsarakan masyarakat, sementara tidak ada feedback perimbangan adanya dispensasi dari PLN terkait keringanan pembayaran rekening listrik ataupun pembebanan denda jika telat membayar.
Desakan sejumlah pihak agar perusahaan ‘plat merah’ ini segera mengakhiri adanya pemadaman bergilir, tentu bukan perkara gampang.
Pasalnya, PLN berkilah, sistem pemadaman ini gegara kondisi alam – fenomena El Nino atau kemarau panjang.
Ironisnya, meski saat ini hujan umumnya sudah merata membasahi seluruh wilayah Sulsel, toh PLN Unit Induk Wilayah Sulselrabar, tidak mampu menggeliat, berinovasi melakukan gebrakan dan terobosan sebagai salah satu perusahaan Persero yang nota bene bekerja profesional dan menguasai teknologi serba canggih.
Lantas realitas yang terjadi, bukannya menyikapi dan memberikan solusi terbaik tetapi justeru PLN hanya lihai berkelit dan enteng berucap MINTA MAAF, Sabar dan Sabar, Sementara Pembenahan, waduh…sessajaki !(red)
 Langsung ke konten
	Langsung ke konten
		
 
 
 
							 













