banner 970x250
banner 970x250 banner 325x300
EKOBISPAR

Importir ‘Mainkan’ Harga Kedelai

53
banner 970x250 banner 970x250

Azikin Solthan : Pemerintah Segera Tetapkan Harga Dasar Tertinggi

banner 468x60

MEDIAKTUAL.COM – JAKARTA :

Anjloknya produksi tahu-tempe bahkan langka di pasaran dua bulan terakhir ini, dikarenakan  harga kedelai melambung tinggi.

Ketidak stabilan harga kedelai itu, baik impor maupun lokal, membuar para perajin tahu-tempe kelimpungan bahkan menjerit karena tak mampu menjangkau harga yang diduga ulah permainan para importir.

Menyikapi keluhan para produse tahu-tempe tersebut, amgota Komisi IV DPR Azikin Solthan meminta pemerintah segera menetapkan harga impor kedelai.

Asumsinya, terang anggota Fraksi Gerindra, bahwa ini diperlukan untuk dapat memberikan kepastian kepada para produsen tahu tempe.

Politisi bergelar ‘Doktor’ ini merespon Perajin tahu di Bandung yang kembali mengancam menggelar aksi mogok produksi dan berjualan.

Rencananya, mogok produksi dan berjualan akan mereka lakukan selama tiga hari, 28-30 Mei.

Aksi tersebut, digelar sebagai buntut dari terus melambungnya harga kedelai, yang merupakan bahan baku utama.

“Pemerintah harus segera menentukan harga impor kedelai, agar hal ini tidak lagi jadi pemainan para importir mencoba memanfaatkan situasi dan kondisi seperti saat ini,” tegas Azikin Solthan, di Jakarta, Sabtu 29 Mei 2021.

Menurutnya, pemerintah harus bisa mengerti kondisi rakyat dibawah khususnya para produsen kedelai pastinya akan terkenda dampaknya kalau sampai tidak ada penetapan harga kedelai impor itu.

“Kasihan kita punya ekonomi masyarakat kelas bawah, kalau kedelai ini terus menerus dimaikan oleh pihak importir maka dapat uang ini adalah orang-orang besar, kita sangat iba melihat rakyat kecil itu,” katanya.

Azikin menyarakan, perlunya harga dasar full tertinggi untuk kedelai impor.

Pasalnya, tambah dia, stok kedelai dalam negeri belum mencukupi.

“Jadi mau kedelai impor ataupun dalam negeri harus ada dasar harga tinggi sehingga bisa terkendali dan produsen tahu dan tempe dapat segera terbantu dan tidak bisa kita biarkan, negara harus hadir,” pungkas mantan Bupati Bantaeng Sulsel dua periode itu.

Sebelumnya, Salah seorang perajin tahu Cibuntu, Deden (46), mengatakan, saat ini harga kedelai telah mencapai Rp 10.700, bahkan ada juga yang sampai Rp 12 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya Rp 6.800-Rp 7 ribu per kilogram.

“Naiknya sudah sejak sebelum bulan Puasa. Waktu itu masih antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribuan per kilogram. Tapi dari bulan uasa sampai Lebaran, malahan sampai hari ini harganya terus naik. Kalau begini terus, kami yang bingung. Mau jual berapa ke konsumen?” ujarnya saat ditemui di Jalan Cibuntu Selatan, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Rabu (26/5).

Deden mengaku, telah melakukan berbagai upaya agar tidak sampai menaikkan harga jual tahu produksinya. Mulai dari mengecilkan ukuran tahu hingga menjual tahu secara terbatas.

“Karena harga tahu yang saya jual sudah Rp 1.000 per butir, maka tidak mungkin saya naikkan lagi. Bisa kabur nanti pembeli. Jadi solusinya saya perkecil saja ukurannya, bahkan baru dua hari ini saya jualnya terbatas, biasanya sehari saya produksi 100 papan (1 papan = 100 butir tahu), tapi kemarin saya hanya bikin 60-70 papan saja. Saya khawatir kalau produksi seperti biasa, bahan baku habis, terus harus beli kedelai lagi yang lagi mahal, habis dong modal saya,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Deden mengaku akan ikut aksi mogok berproduksi dan berjualan ini seperti teman-temannya. Deden berharap, dengan aksi mogok ini pemerintah segera mencari solusi agar kondisi mahalnya kedelai dapat secepatnya diatsi.

“Insya Allah, saya ikut aksi mogok nanti,” ujarnya.(r/red)

banner 970x250 banner 970x250